KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga Makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Oleh karena itu
saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak guru
bidang studi Kimia yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada saya sehingga saya termotivasi dan menyelesaikan
tugas ini.
2.
Orang tua yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
MASSENRENG PULU,
10
NOVEMBER 2012
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.
LATAR
BELAKANG.............................................................................................. 1
B.
TUJUAN
MASALAH.............................................................................................. 2
C.
RUMUSAN
MASALAH.......................................................................................... 2
D.
MAMFAAT
PENULISAN....................................................................................... 2
BAB II ISI........................................................................................................................ 3
A.
KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM....................................................... 3
B.
NITROGEN DAN OKSIGEN................................................................................. 4
C.
GAS MULIA DAN HALOGEN.............................................................................. 6
D.
LOGAM
ALKALI DAN ALKALI TANAH.......................................................... 9
E.
SIFAT
UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA....................................................... 14
F.
UNSUR-UNSUR
PERIODE KETIGA DI ALAM................................................. 14
G.
UNSUR-UNSUR
TRANSISI PERIODE KEEMPAT............................................ 17
H.
ION
KOMPLEKS..................................................................................................... 19
I.
UNSUR
RADIOAKTIF........................................................................................... 19
BAB III
PENUTUP........................................................................................................... 24
A.
KESIMPULAN......................................................................................................... 24
B.
SARAN..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 25
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Alam
semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur
kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas
mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam,
dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan
berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh
sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber
mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya
menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan
kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak.
Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam
keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam
sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup
tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung
unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur
kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini
kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik
lagi.
B.
TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui
dan memahami keberadaan unsur-unsur kimia di alam.
2.
Mengetahui
dan memahami pengelompokan dan sifat–sifat unsur kimia
3.
Mengetahui
dan memahami kegunaaan dan bahaya unsur-unsur kimia
4.
Mengetahui
dan memahami pemisahan dan pembuatan unsur-unsur kimia
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Seberapa banyak keberadaan
unsur-unsur kimia di alam
2. Bagaimana pengelompokan dan
sifat-sifat unsur kimia
3. Apakah kegunaan dan bahaya dari
unsur-unsur kimia
4. Bagaimanakah pemisahan dan pembuatan
unsur-unsur kimia
D. MAMFAAT
PENULISAN
Hasil dari
penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang membacanya
umumnya dan khususnya kepada siswa untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang
kimia unsur.
BAB
II
ISI
A.
KELIMPAHAN
UNSUR – UNSUR DI ALAM
Dari
118 unsur yang diketahui, sekitar 90 unsur berada di alam dan sisanya merupakan
unsur sintesis (unsur buatan). Sebagian dari unsur tersebut terdapat sebagai
unsur bebas, tetapi lebih banyak yang berupa senyawa, sedangkan unsur-unsur gas
mulia terdapat sebagai unsur bebas (Petrucci dan Suminar Ahmad, 1987: 96).
Sebagian besar logam diperoleh dari deposit tanah, bahan-bahan alam yang
mengandung unsur atau senyawa tertentu disebut mineral. Mineral yang mengandung
unsur atau senyawa tertentu dengan konsentrasi cukup tinggi dan diolah agar
bernilai ekonomis disebut bijih(Brady, 1990: 653).
Unsur-unsur
yang paling melimpah di kulit bumi adalah oksigen, silikon, dan aluminium.
Sumber
komersial dari oksigen dan nitrogen adalah udara. Kelimpahan
unsur nitrogen dalam udara 78,09%
dan oksigen 20,94%. Sedangkan unsur lainnya kurang dari 1%.
Beberapa unsur diperoleh dari air
laut. Misalnya, natrium, klorin, magnesium, dan bromin. Konsentrasi unsur
terbesar dalam air laut adalah klorida sebesar 18,980 g/kg air laut, kemudian
diikuti unsur natrium sebesar 10,556 g/ kg air laut (Sumber: Petrucci dan
Suminar Ahmad, 1987: 98).
B.
NITROGEN DAN OKSIGEN
1.
Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang paling
melimpah yang dapat dengan mudah diakses oleh manusia. Di alam, nitrogen
berbentuk sebagai senyawa N2 dengan kadar 78,03% volum dan 75,45% berat.
Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, serta
mencair pada suhu –195,8 °C dan membeku pada suhu –210 °C. Nitrogen diperoleh
dengan cara distilasi bertingkat udara cair. Mula-mula udara disaring untuk
dibersihkan dari debu. Udara bersih yang diperoleh kemudian dikompresikan yang
menyebabkan suhu udara meningkat. Setelah itu dilakukan pendinginan. Pada tahap
ini, air dan karbon dioksida membeku sehingga sudah dapat dipisahkan. Setelah
melalui menara pendingin, udara kemudian diekspansikan sehingga suhu akan turun
lagi dan sebagian udara akan mencair, sedangkan udara yang belum mencair
disirkulasikan/dialirkan lagi ke dalam kompresor.
Kegunaan nitrogen antara lain
sebagai berikut :
·
Sebagian
besar nitrogen dipakai untuk membuat amonia (NH3).
·
Digunakan
untuk membuat pupuk nitrogen, seperti urea (CO(NH2)2) danZA(NH4)2SO4).
·
Sebagai
selubung gas inert untuk menghilangkan oksigen pada pembuatan alat elektronika
karena sifat inert yang dimiliki.
·
Digunakan
sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, misalnya pada industri
pengolahan makanan.
·
Membuat
ruang inert untuk penyimpanan zat-zat eksplosif.
·
Mengisi
ruang kosong dalam termometer untuk mengurangi penguapan raksa.
Beberapa senyawa nitrogen sebagai berikut :
a). Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau
yang khas dan sangat menyengat, tidak berwarna, dengan titik didih –33,35 °C
dan titik beku –77,7 °C. Amonia dibuat dengan proses Haber-Bosch, pada suhu 370
– 540 °C dan tekanan 10 – 1.000 atm, dengan menggunakan katalis Fe3O4. Katalis berfungsi untuk memperluas
kisi dan memperbesar permukaan aktif, sedangkan suhu tinggi dilakukan untuk
mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
Reaksi:
N2(g)+
3H2(g)
⎯⎯→ 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia
dibuat dengan mereaksikan garam amonium dengan basa kuat sambil dipanaskan.
Reaksi: NH4Cl + NaOH ⎯⎯→ NaCl + H2O + NH3
Kegunaan amonia, antara lain :
·
Membuat
pupuk, seperti urea (CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
·
Membuat
senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida, dan amonium
nitrat.
·
Sebagai
pendingin dalam pabrik es karena amonia cair mudah menguap dan menyerap banyak
panas.
·
Membuat
hidrazin (N2H4), bahan bakar roket.
·
Digunakan
pada industri kertas, karet, dan farmasi.
·
Sebagai
refrigeran pada sistem kompresi dan absorpsi.
b). Asam Nitrat
Asam nitrat termasuk dalam asam
kuat, di mana dapat melarutkan hampir semua logam, kecuali emas dan platina.
Asam nitrat berupa zat cair jernih pada suhu biasa dan dapat bercampur sempurna
dengan air dalam segala perbandingan. Asam nitrat dibuat dengan melalui tiga
tahap, dikenal dengan proses Oswald, sebagai berikut. Mula-mula amonia dan
udara berlebih dialirkan melalui katalis Pt – Rh pada suhu 950 °C, kemudian
didinginkan sampai suhu mencapai 150 °C di mana gas dicampur dengan udara yang
akan menghasilkan NO2. NO2(g) dan udara sisa dialirkan ke dasar menara, kemudian
disemprotkan dengan air pada temperatur sekitar 80 °C, maka akan diperoleh
larutan yang mengandung 70% HNO3
.
Reaksi:
4NH3(g)
+ 5O2(g)
⎯-->
4NO(g) + 6H2O(g)
2NO(g) + O2(g) ⎯--> 2NO2(g)
4NO2(g)
+ O2(g)
+ 2H2O(l)
⎯-->
4HNO3(aq)
Asam nitrat banyak digunakan untuk
pupuk (amonium nitrat), obat-obatan, dan bahan-bahan peledak, seperti TNT,
nitrogliserin, dan nitro-selulosa. Asam nitrat juga digunakan pada sistem
pendorong roket dengan bahan bakar cair.
2.
Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang paling
banyak di bumi dan merupakan elemen paling penting dalam kehidupan. Semua
makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk proses respirasi (pernapasan). Oksigen
terdapat di alam dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa. Dalam keadaan
bebas di alam, oksigen mempunyai dua alotropi, yaitu gas oksigen (O2) dan gas ozon (O3). Kelimpahan oksigen di alam ± 20%
dan dalam air ± 5%. Unsur oksigen mudah bereaksi dengan semua unsur, kecuali
dengan gas mulia ringan. Gas oksigen tidak berwarna (oksigen padat/cair/lapisan
tebal oksigen berwarna biru muda), tidak berbau, dan tidak berasa sehingga
tidak terdeteksi oleh panca indra kita. Oksigen mengembun pada –183 °C dan
membeku pada –218,4 °C. Oksigen merupakan oksidator yang dapat mengoksidasi
logam maupun nonlogam.
Secara industri, dengan proses
pemisahan kriogenik distilasi udara akan diperoleh oksigen dengan kemurnian
99,5%, sedangkan dengan proses adsorpsi vakum akan diperoleh oksigen dengan
kemurnian 90 – 93% (Kirk – Othmer, vol. 17).
Dalam skala laboratorium, oksigen
dapat diperoleh dengan cara berikut.
·
Pemanasan
campuran MnO2dan H2SO4, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh C. W.
Scheele(1771)
Reaksi: MnO2(s) + H2SO4(aq) ⎯--> MnSO4(aq) + H2O(l) + O2(g)
·
Pemanasan
HgO, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Reaksi: 2HgO(s) ⎯-->
2Hg(l) + O2(g)
·
Pemanasan
peroksida
Reaksi: 2BaO2(s) ⎯--> 2BaO(s) + O2(g)
Kegunaan oksigen, antara lain :
·
Gas
oksigen digunakan untuk pernapasan semua makhluk hidup.
·
Gas
oksigen diperlukan untuk proses pembakaran.
·
Pada
industri kimia, oksigen digunakan sebagai oksidator untuk membuat
senyawa-senyawa kimia.
·
Oksigen
cair digunakan untuk bahan bakar roket.
·
Campuran
gas oksigen dan hidrogen digunakan sebagai bahan bakar pesawat ruang angkasa
(sel bahan bakar).
·
Bersama
dengan asetilena digunakan untuk mengelas baja.
·
Dalam
industri baja digunakan untuk mengurangi kadar karbon dalam besi gubal.
C.
GAS MULIA DAN HALOGEN
1.
Gas Mulia
Gas
mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-unsur
ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu
sebagai berikut :
·
Sifat-sifat
Fisis Gas Mulia
Sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Nomor atom
|
2
|
10
|
18
|
36
|
54
|
86
|
Elektron Valensi
|
2
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jari-jari atom (A)
|
0,50
|
0,65
|
0,95
|
1,10
|
1,30
|
1,45
|
Titik leleh (oC)
|
-272,2
|
-248,6
|
-189,4
|
-157,2
|
-111,8
|
-71
|
Titik didih (oC)
|
-268,9
|
-246,0
|
-185,9
|
-153,4
|
-108,1
|
-62
|
Energi Pengionan (kJ mol -1)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
Afinitas elektron (kJ mol-1)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Densitas (g L-1)
|
0.178
|
0,900
|
1,78
|
3,73
|
5,89
|
9,73
|
Seperti
tampak pada Tabel, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang
sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas
mulia hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas
mulia dapat diterangkan sebagai berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia
terdapat molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya hanyalah gaya
London (gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia hanya akan
mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat
dilemahkan, yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring
dengan bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh
serta titik didihnya juga meningkat.
·
Sifat-Sifat Kimia Gas Mulia
Dunia
kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat
senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Penemuan itu telah
mendobrak kegaiban gas mulia. Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat
membuat berbagai senyawa dari xenon, radon, kripton. Radon ternyata dapat
bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan atau
penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi dengan
fluorin jika disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara
helium, neon, dan argon, ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil
dibuat suatu senyawa dari ketiga unsur itu.
Kereaktifan
gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu
dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti
terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah
ditarik oleh atom lain. Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun
tetap harus diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan
lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.
2.
Halogen
Unsur-unsur
golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam.
Unsur-unsur
halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5.
Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan
negatif satu. Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
·
Sifat-Sifat
Fisis
Dari tabel tampak bahwa titik didih
dan titik leleh naik seiring dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini karena
fakta menunjukkan bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya
tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki
molekul-molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi
ionisasi dan elektro-negatifitas yang paling tinggi dari golongan unsur
manapun. Dari unsur golongan VII A, fluorlah yang paling erat mengikat
elektron-elektronnya, dan iod yang paling lemah. Kecenderungan ini bisa dikaitkan
dengan ukuran atom halogen (Keenan, dkk, 1992: 228).
·
Sifat-Sifat
Kimia
Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari
fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan
mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat
pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan
normalnya.
Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan
cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam
salah satu gas tersebut dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor
yang lebih besar dibanding klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang
biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor.
Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang
sekali terhadap hidung dan tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada
suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu
reagen kimia yang paling berbahaya karena efek uap tersebut terhadap mata dan
saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam kamar asam dan dalam
ruangan dengan pertukaran udara (ventilasi) yang baik. Beberapa hisapan klor
pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen harus disimpan
jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi (Keenan, 1992: 229).
D.
LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH
1.
Logam Alkali
Unsur logam alkali (IA) terdiri dari litium, natrium,
kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi
paling kecil karena mempunyai konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam
alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan reduktor yang paling kuat. Unsur
alkali merupakan logam lunak, berwarna putih mengkilap, konduktor yang baik,
dan mempunyai titik leleh yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk garamnya
(Mc. Murry dan Fay, 2000: 215).
2.
Sifat-Sifat Logam Alkali
·
Sifat-Sifat
Fisis
Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan
alkali tanah mempunyai sifat yang tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang
relatif rendah, rapatannya yang relatif rendah, dan kelunakannya. Semua unsur
logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan memencetnya di
antara jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit baik-baik).
Unsur-unsur pada golongan ini mempunyai energi ionisasi dan keelektronegatifan
rata-rata yang paling rendah. Hal ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif
besar antara elektron terluar dengan inti (Keenan dkk, 1992: 152-153).
·
Sifat-Sifat
Kimia
Reaksi-reaksi
logam alkali sebagai berikut :
a. Reaksi Logam Alkali dengan Halogen
Reaksi
antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat cepat, membentuk halida
logam.
Reaksi: 2M(s) + X2 ⎯--> 2MX(s)
dengan: M =
logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs)
X = halogen (F, Cl, Br, I)
Reaktifitas
logam alkali semakin meningkat jika energi ionisasinya semakin berkurang,
sehingga Cs > Rb > K> Na> Li (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
b. Reaksi Logam Alkali dengan Hidrogen
dan Nitrogen
Logam
alkali bereaksi dengan gas hidrogen membentuk senyawa putih berbentuk kristal
yang disebut hidrida, MH. Reaksi terjadi dengan lambat pada suhu kamar dan
membutuhkan pemanasan untuk melelehkan logam alkali (Mc. Murry dan Fay, 2000:
218).
Reaksi: 2M(s)
+ H2(g) ⎯-->
2MH(s)
Tidak
semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium yangmembentuk litium
nitrit (Li3N) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 6Li(s)
+ N2(g) ⎯-->
2Li3N(s).
c. Reaksi Logam Alkali dengan Oksigen
Reaksi
antara logam alkali dengan oksigen berlangsung sangat cepat. Produk yang
dihasilkan berbeda, tergantung pada kondisi reaksi dan berapa banyak oksigen
yang ada, seperti oksida (bilangan oksidasi O = –2), peroksida (bilangan
oksidasi O = –1), dan superoksida (bilangan oksidasi O = –½) (Mc. Murry dan
Fay, 2000: 218).
Reaksi: 4Li(s)
+ O2(g) ⎯-->
2Li2O(s) ——— Oksida, O = –2
2Na(s) + O2(g) ⎯-->
Na2O2(s) ——— Peroksida, O = –1
K(s) + O2(g) ⎯-->
KO2(s) ——— Superoksida, O = –½
d. Reaksi Logam Alkali dengan Air
Logam
alkali bereaksi dengan air membentuk gas hidrogen dan hidroksida logam alkali,
MOH.
Reaksi:
2M(s) + 2H2O(l) ⎯--> 2M+(aq) + 2OH–(aq)+ H2(g)
dengan M = Li, Na, K, Rb, Cs
Reaksi
logam alkali dengan oksigen merupakan reaksi redoks, di mana logam (M)
kehilangan elektron dan hidrogen dari air memperoleh elektron (Mc. Murry dan
Fay, 2000: 219).
e. Reaksi Logam Alkali dengan Amonia
Logam
alkali bereaksi dengan amonia membentuk gas H2dan logamamida (MNH2). Reaksi ini
sama dengan reaksi logam alkali dengan air(Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
Reaksi:
2M(s) + 2NH3(l) ⎯--> 2M+(s) + 2NH2–(s) + H2(g)
dengan M = Li, Na, K, Rb, Cs
3. Alkali
Tanah
Unsur
logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan
ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah
bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron ns2 dan
merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari golongan, tetapi
golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan mempunyai titik
leleh dan kerapatan lebih tinggi (Mc. Murry dan Fay, 2000: 220).
·
Sifat-Sifat Fisis
Unsur-unsur logam
alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium yang kira-kira
sama keras dengan timbal, sampai berilium yang cukup keras untuk menggores
kebanyakan logam lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang
sederhana, unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif
mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah,
keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga rendah dikarenakan ukuran
atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti
(Keenan, dkk, 1992: 152-153).
·
Sifat-Sifat Kimia
Logam alkali tanah
mengalami reaksi redoks yang sama dengan logam alkali, hanya saja mereka
melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion 2+. Logam alkali tanah cenderung
kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali karena energi ionisasinya lebih
besar daripada logam alkali tanah, sehingga tren kereaktifannya: Ba > Sr
> Ca > Mg > Be (Mc. Murry dan Fay, 2000: 222).
Reaksi-reaksi logam alkali tanah sebagai
berikut :
a. Logam
Alkali Tanah Bereaksi dengan Halogen
Logam alkali tanah bereaksi dengan
halogen membentuk garam halida (MX2)
Reaksi: M + X2 ⎯⎯→ MX2,
dengan: M
= Be, Mg, Ca, Sr, Ba
X = F, Cl, Br, I
b. Logam
Alkali Tanah Bereaksi dengan Oksigen
Logam alkali tanah bereaksi dengan
oksigen membentuk oksida (MO).
Reaksi: 2M + O2 ⎯⎯→ 2MO,
dengan M = Be, Mg, Ca,
Sr, Ba
Berilium dan magnesium tidak begitu
reaktif jika direaksikan dengan oksigen pada suhu kamar, tetapi keduanya
mengeluarkan cahaya putih cerah jika dibakar dengan nyala api. Sedangkan
kalsium, stronsium, dan barium cukup reaktif sehingga perlu disimpan di bawah
minyak agar tidak kontak dengan udara. Seperti logam berat alkali, stronsium
dan barium membentuk peroksida (MO2) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 222).
c. Logam
Alkali Tanah Bereaksi dengan Air
Logam alkali tanah bereaksi dengan air
membentuk logam hidroksida [M(OH)2].
Reaksi: M(s)+ 2H2O(l) ⎯⎯→ M2+(aq) + 2OH–(aq)
+ H2(g)
dengan M = Mg, Ca, Sr,
atau Ba
Kecuali berilium, semua logam alkali
tanah bereaksi dengan air membentuk logam hidroksida M(OH)2. Magnesium bereaksi
hanya jika suhu di atas 100 °C, sedangkan untuk kalsium dan stronsium, reaksi berjalan
lambat dan pada suhu kamar. Hanya barium yang bereaksi dahsyat (Mc. Murry dan
Fay, 2000: 223).
E.
SIFAT
UNSUR – UNSUR PERIODE KETIGA
F.
UNSUR
– UNSUR PERIODE KETIGA DI ALAM
1.
Unsur
Logam
a.
Natrium
Natrium merupakan unsur
alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber utamanya adalah halit
(umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan dengan proses Downs,
yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan sampai
kering kemudian padatan yang terbentuk dihancurkan untuk kemudian dilelehkan.
Sedangkan untuk me-ngurangi biaya pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur
dengan 1½ bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu lebur hingga 580 °C (Martin S.
Silberberg, 2000: 971).
Na dulunya banyak
digunakan untuk pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu untuk menaikkan
bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena mengandung racun yang
berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk pengisi lampu penerangan di
jalan maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi warna kuningnya yang mampu
menembus kabut dan dapat digunakan juga sebagai cairan pendingin pada reaktor
atom (Sri Lestari, 2004: 23).
b.
Magnesium
Magnesium adalah unsur
yang sangat melimpah di permukaan bumi, tetapi tidak mudah membuatnya dalam
bentuk unsur. Sumber ko-mersial utama magnesium adalah air laut (0,13% kadar
Mg), dan dapat ditemukan pada dolomit (CaMg(CO3)2) dan karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O)(Oxtoby, Gillis, Nachtrieb; Erlangga, 2003: 214).
Kegunaan magnesium,
antara lain :
-
Pencegah korosi pipa besi di tanah dan
dinding kapal laut.
-
Mg(OH)2, dapat digunakan sebagai obat
maag karena dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl) dan juga sebagai
bahan pasta gigi.
-
MgSO4, dikenal dengan nama garam
inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar (laktasif usus).
-
Campuran logam magnesium (10%) dan
aluminium (90%) atau yang sering disebut magnalium dapat digunakan sebagai bahan
konstruksi pesawat terbang karena perpaduan ini kuat dan ringan, rudal, dan bak
truk.
-
Magnesium dipakai untuk membuat kembang
api dan lampu penerangan pada fotografi (blitz).
-
MgO, dapat digunakan sebagai bata tahan
panas/api untuk melapisi tanur dan tempat pembakaran semen.
-
Campuran 0,5% Mg, 95% Al, 4% Cu, dan
0,5% Mn atau yang dikenal dengan nama duralumindigunakan untuk konstruksi
mobil.
c.
Aluminium
Aluminium ialah unsur
melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan silikon),
mencapai 8,2% dari massa total. Bijih yang paling penting untuk produksi
alu-minium adalah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang mengandung 50
– 60% Al2O3, 1 – 20% Fe2O3, 1 – 10% silika, sedikit logam transisi, dan sisanya
air. Sumber bauksit di Indo-nesia di Bukit Asam (Oxtoby, Gillis,
Nachtrieb,2003: 212).
Aluminium diperoleh
dengan menggunakan proses Hall-Heroult, sesuai dengan nama penemunya Charles M.
Hall(AS) dan Paul Heroult (Perancis) pada tahun 1886.
2.
Unsur
Semi-logam
Silikon
Silikon merupakan unsur
kedua terbanyak yang terdapat di muka bumi, yaitu sekitar 28%. Meskipun
berlimpah akan tetapi silikon tidak ditemukan dalam bentuk alaminya, melainkan
terdapat dalam mineral silikat dan sebagai silika (SiO2) (Sri Lestari, 2004:
48). Kuarsa merupakan salah satu bentuk kristal SiO2 murni, sedangkan pasir,
agata (akik), oniks, opal, ametis, dan flint merupakan SiO2 dengan suatu bahan
pengotor dalam jumlah runut.
Silikon dapat diperoleh
dengan cara mencampurkan silika dan kokas (sebagai reduktor) dan memanaskannya
di dalam tanur listrik pada suhu sekitar 3000°C.
Reaksi: SiO2(l)+ C(s) ⎯--> Si(l)+ 2CO(g)
Silikon umumnya
digunakan untuk membuat transistor, chips computer, dan sel surya. Sedangkan
berbagai senyawa silikon digunakan di banyak industri. Silika dan silikat
digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin,mdan semen. Silikon yang
bereaksi dengan karbon membentuk karbida (SiC) yang bersifat inert, sangat
keras dan tidak dapat melebur, banyak digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelas.
Silika gel bersifat higroskopis sehingga banyak digunakan untuk pengering dalam
berbagai macam produk.
3.
Unsur
Non-logam
a.
Fosforus
Sumber utama dari
fosfor adalah batuan fosfat yang dikenal dengan nama apatit, Ca9(PO4)6.CaF6.
Ada beberapa jenis fosfor, yaitu :
-
Fosfor putih, dengan tetrahedral sebagai
bentuk molekulnya, lunak, sangat reaktif, dan beracun. Fosfor jenis ini sering
disebut sebagai fosfor kuning karena kadang-kadang berwarna kekuningan.
-
Fosfor merah, bentuk molekulnya belum
dapat dipastikan, kurang reaktif, dan tidak beracun.
-
Fosfor hitam (mirip grafit), diperoleh
dengan memanaskan fosfor putih di bawah tekanan pada suhu 550 °C.
b.
Belerang
Belerang terdapat di
muka bumi dalam bentuk bebas maupun senyawa. Belerang padat mempunyai dua bentuk
alotropi, yaitu belerang rombik dan belerang monoklinik. Belerang yang biasa
kita lihat adalah belerang rombik, dengan warna kuning, belerang ini stabil di
bawah suhu 95,5 °C. Bila lebih dari suhu 95,5 °C, belerang rombik akan berubah
menjadi belerang monoklinik yang akan mencair pada suhu 113 °C. Biasanya
belerang dijumpai dalam bentuk mineral sulfida dan sulfat, hidrogen sulfida,
maupun senyawa belerang organik.
Belerang dapat
diperoleh dengan cara ekstraksi melalui proses Frasch. Belerang yang ada di
bawah tanah dicairkan dengan mengalirkan air super panas (campuran antara air
dan uap air dengan tekanan sekitar 16 atm dan suhu sekitar 160 °C) melalui pipa
bagian luar dari suatu susunan tiga pipa konsentrik. Belerang cair kemudian
dipaksa keluar dengan memompakan udara panas (dengan tekanan sekitar 20 – 25
atm). Setelah itu belerang dibiarkan membeku. Belerang yang diperoleh dengan
cara ini mempunyai kemurnian sampai 99,6%, hal ini disebabkan karena belerang
tidak larut dalam air.
Kegunaan belerang yang
utama adalah untuk membuat asam sulfat, vulkanisasi karet, dan membasmi
penyakit tanaman. Belerang juga digunakan untuk membuat CS2 dan senyawa
belerang lainnya.
G.
UNSUR
– UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Pada
sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur
golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron
pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan
elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.
Pada
bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada
periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom
(Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
1. Sifat Logam
Semua
unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai
konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua.
Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras,
punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan
karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya
semakin kuat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 867).
2. Bilangan Oksidasi
Tidak
seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2,
unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti
vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk, 1992: 167).
3. Sifat Kemagnetan
Setiap
atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-magnetik, di mana atom,
molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron
yang tidak berpasangan pada orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom, molekul,
atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya
berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik
karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya.
Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co,
dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya
saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
4. Ion Berwarna
Tingkat
energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron
dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak.
Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan
elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya
tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna
cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.
Misalnya
Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna
merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.
Beberapa
kegunaan unsur-unsur transisi :
-
Skandium, digunakan pada lampu
intensitas tinggi.
-
Titanium, digunakan pada industri
pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik).
-
Vanadium, digunakan sebagai katalis pada
pembuatan asam sulfat.
-
Kromium, digunakan sebagai plating
logam-logam lainnya.
-
Mangan, digunakan pada produksi baja dan
umumnya alloy mangan-besi.
-
Besi, digunakan pada perangkat
elektronik.
-
Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi
logam.
-
Nikel, digunakan untuk melapisi logam
supaya tahan karat, membuat monel.
-
Tembaga, digunakan pada alat-alat
elektronik dan perhiasan.
-
Seng, digunakan sebagai bahan cat putih,
antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan bahan untuk melapisi tabung gambar
televisi.
H.
ION
KOMPLEKS
Semua
unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation
logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut
ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana
ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4–
[Cr(NH3)4Cl2]+
Senyawa
unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron yang
terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc
dan Zn tidak berwarna.
I.
UNSUR
RADIOAKTIF
Radioaktif
adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903,Ernest
Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan
positif disebut sinar alfa, sedangkan yang bermuatan negatif disebutsinar beta.
Kemudian ditemukan sinar ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gama, penemunya Paul U. Vilard.
1.
Sinar
Radioaktif
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat :
-
Dapat menembus kertas atau lempengan
logam tipis.
-
Dapat mengionkan gas yang disinari.
-
Dapat menghitamkan pelat film.
-
Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS
dapat berpendar (fluoresensi).
-
Dapat diuraikan oleh medan magnet
menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β, dan γ.
a.
Sinar
Alfa (α )
Sinar alfa merupakan
inti helium (He) dan diberi lambang
atau
.
Sinar α memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
-
bermuatan positif sehingga dalam medan
listrik dibelokkan ke kutub negatif;
-
daya tembusnya kecil (α < β < γ);
-
daya ionisasi besar (α > β > γ).
b.
Sinar
Beta (β)
Sinar beta merupakan
pancaran elektron dengan kecepatan tinggi dan diberi lambang
atau
.
Sinar beta memiliki sifat-sifat:
-
bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik
dibelokkan ke kutub positif;
-
daya tembusnya lebih besar dari α;
-
daya ionisasinya lebih kecil dari α.
-
c.
Sinar
Gamma
Sinar gamma merupakan
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek dan diberi
lambang
. Sinar γ memiliki sifat-sifat:
-
tidak bermuatan listrik, sehingga tidak
dipengaruhi medan listrik;
-
daya tembusnya lebih besar dari α dan β;
-
daya ionisasi lebih kecil dari α dan β.
Selain
sinar α, β dan γ unsur radioaktif juga memancarkan partikel yang lain, misalnya positron (elektron positif)
, neutron
, proton
, detron
dan
triton
.
2.
Stabilitas
Inti
Dalam inti atom
terdapat proton dan neutron yang disebut nukleon (partikel penyusun inti).
Suatu inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Secara
umum nuklida dilambangkan dengan:
Kestabilan inti
ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neu-tron, karena neutron dalam
inti berfungsi menjaga tolak-menolak antarproton. Untuk unsur yang kecil,
jumlah neutron sama atau sedikit lebih banyak dari pada proton. Untuk unsur
yang berat jumlah neutron lebih banyak daripada proton. Nuklida yang stabil
dengan nomor atomterbesar 83 yaitu
, sedangkan nuklida dengan Z > 83
tidak stabil.
Stabilitas
inti dapat digambarkan sebagai pita kestabilan (stability belt) sebagai
berikut:
Sampai dengan nomor
atom 80 inti-inti stabil semakin besar angka banding neutron dengan proton.
Inti
adalah
inti stabil terberat yang angkabanding neutron-protonnya adalah 1.Inti yang
tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita
kestabilan, yaitu:
-
di atas pita kestabilan
-
di bawah pita kestabilan
-
di seberang pita kestabilan
3.
Penggunaan
Radioaktif
a.
Sebagai
Peranut
1). Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut
untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain(Martin S. Silberberg,
2000: 1066):
-
24Na,
mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
-
59Fe,
mengukur laju pembentukan sel darah merah.
-
11C,
mengetahui metabolisme secara umum.
-
131I,
mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
-
32P,
mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
2).
Bidang Industri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas
produksi, seperti pada:
-
Industri makanan, sinar gama untuk
mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan pada
sayur dan buah-buahan.
-
Industri metalurgi, digunakan untuk
mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa saluran air,
keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
-
Industri kertas, mengukur ketebalan
kertas.
-
Industri otomotif, mempelajari pengaruh
oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
3).
Bidang Hidrologi
-
24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan
aliran air sungai.
-
Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
-
14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.
4).
Bidang Kimia dan Biologi
Digunakan untuk analisis penelusuran
mekanisme reaksi kimia, seperti :
-
Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai
atom perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
-
Analisis pengaktifan neutron.
-
Sumber radiasi dan sebagai katalis pada
suatu reaksi kimia.
-
Pembuatan unsur-unsur baru.
Dalam
bidang biologi di gunakan untuk :
-
Mengubah sifat gen dengan cara
memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
-
Menentukan kecepatan pembentukan senyawa
pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop C–14.
-
Meneliti gerakan air di dalam batang
tanaman.
-
Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi
dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop 38F.
5).
Bidang Pertanian dan Peternakan
Dalam bidang pertanian digunakan untuk :
-
37P
dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
-
32P, mempelajari arah dan kemampuan
tentang serangga hama.
-
Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
-
14C
dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.
Dalam
bidang peternakan digunakan untuk :
-
Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan
untuk produksi ternak.
-
Mengungkapkan informasi dasar kimia dan
biologi maupun antikualitas pada pakan ternak.
-
32P
dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam
usus besar.
-
14C
dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
b.
Sebagai
Sumber Radiasi
1). Bidang Kedokteran
Digunakan
untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
2). Bidang Industri
Digunakan
untuk :
-
Perbaikan mutu kayu dengan penambahan
monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
-
Perbaikan mutu serat tekstil dengan
meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap
zat warna serta air.
-
Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan,
seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
-
60Co
untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamakdengan cara ini
lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.
Dampak
negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain :
-
Radiasi zat radioaktif dapat
memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
-
Radiasi zat radioaktif terhadap
kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik
pada keturunannya.
-
Radiasi zat radioaktif dapat
mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan
penyakit leukimia.
-
Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan
kerusakan somatis berbentuk lokal
-
dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan
sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis
dan kimianya. Sama seperti pada unsur-unsur dari gas mulia dan halogen. Dari
sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari suatu unsur namun tanpa
melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari sifat kimianya kita
dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti
kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
B.
SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi
pembaca yang ingin membuat makalah tantang “Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih
baik dari makalah yang saya buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi
dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah
anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat
saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih
Wassallam.
DAFTAR PUSTAKA
Pangajuanto, Teguh. 2009. KIMIA 3. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sumber
Internet :
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org
wow lengkap banget
BalasHapuswow lengkap banget
BalasHapuslengkap materinya
BalasHapussusunannya rapi lagi
wow lengkap banget..
BalasHapus